Screenshot 2024-08-15 at 20.28.53

Mengatasi Polusi Plastik Laut melalui Komunikasi Strategis dan Dialog Kolaboratif

Setiap tahun, 8 juta ton plastik berakhir di lautan, mengganggu ekosistem dan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat global. Indonesia, dengan populasi lebih dari 275 juta jiwa, memiliki peran penting dalam mengatasi masalah ini.

Participate terlibat dalam kampanye RESIK yang dipelopori TKNPSL (Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut) bersama Kedutaan Kanadauntuk memastikan inklusivitas dan dampak kolektif berkelanjutan dari Globa Plastic Pollution Treaty (Perjanjian Polusi Plastik Global). Hal ini dicapai melalui strategi efektif dalam publikasi, jangkauan, dan keterlibatan publik, dengan rangkaian kegiatan yang mencakup komunikasi strategis, peningkatan kesadaran, dan dialog kolaboratif untuk mengatasi polusi plastik (terutama di lingkungan laut). Proyek ini tidak hanya tentang pengurangan plastik, tetapi juga menyelaraskan Indonesia dengan pergerakan internasional untuk mengatasi polusi plastik melalui aksi kolektif.

Hasil dari proyek kerja sama ini mencakup buku panduan strategi komunikasi (Communication Strategy Handbook) dan Collective Insights Report dari hasil dialog para pemangku kepentingan.

Poin-poin Kunci Collective Insights Report
  1. Kerja Sama Global: Negosiasi yang sedang berlangsung untuk International Legally Binding Instrument (ILBI) berfokus pada pengurangan produksi plastik, pengendalian bahan kimia berbahaya, dan promosi alternatif yang berkelanjutan.
  2. Inisiatif Pemerintah: Pemerintah Indonesia sedang berupaya meningkatkan anggaran dan infrastruktur pengelolaan limbah, tetapi menghadapi tantangan seperti rendahnya tingkat daur ulang dan pola konsumsi publik.
  3. Sektor Swasta: Perusahaan dan aktor industri berfokus pada keseimbangan antara kepedulian lingkungan dan nilai ekonomi, mendukung pengurangan polusi plastik, perancangan ulang produk, dan kesadaran publik.
  4. Suara Masyarakat Sipil: Anggota masyarakat, termasuk LSM, menyuarakan pentingnya melibatkan sektor informal dan fokus pada pengelolaan limbah organik untuk mengatasi masalah limbah secara menyeluruh.
  5. Keterlibatan Pemangku Kepentingan: Kolaborasi berbagai sektor menjadi kunci penting untuk menghasilkan perubahan perilaku dalam komunitas guna memerangi polusi plastik secara efektif.

Program RESIK melibatkan beragam pemangku kepentingan dari berbagai sektor dan lapisan, seperti perwakilan pemerintah, Organisasi Masyarakat Sipil (OMS), sektor swasta, dan masyarakat umum. Aktivitas program mencakup partisipasi dalam konvensi, survei, dan dialog kolaboratif untuk meningkatkan efektivitas implementasi Global Plastic Pollution Treaty. Kampanye RESIK juga ditujukan untuk memperhitungkan persepsi publik dalam menyusun inisiatif-inisiatif perubahan yang inklusif, dengan rangkaian kegiatan yang meningkatkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam menangani polusi plastik melalui kampanye publik.

Tim Participate bersama dengan tim kampanye RESIK (TKN PSL, UNDP, KLHK, Kementerian Kanada)